Selasa, 09 Juni 2015

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR ROSYIDIN

1.   Mengapa peran penting perempuan dalam pendidikan islam tidak terungkap dalam sejarah islam dibandingkan dengan kaum pria ?
Peran wanita dalam bidang pendidikan pada dasarnya memperkuat kinerja proses pendidikan para laki-laki. Sangat menyedihkan bahwa peran ini begitu diabaikan dan diremehkan. Dengan sifatnya sebagai selimut spiritual dan psikologis manusia. Banyak sekali para kaum hawa yang berperan dalam pendidikan islam mulai dari zaman Nabi hingga seterusnya. Namun dari segi keterungkapannya ada diskriminasi antara peran wanita dan laki-laki. Bahwasanya peran penting perempuan dalam pendidikan islam tidak begitu teruak dibandingkan dengan kaum pria. Padahal sejarah membuktikan banyak para tokoh wanita yang sangat berperan terutama pada zaman nabi, termasuk para istri nabi sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya hal tersebut, terutama dari permasalahan gender yang menyatakan bahwa wanita itu lemah dan sumber kemafasidan. Dengan melihat kelemahan pada wanita maka menimbulkan gagasan-gagasan lain yang menyatakan bahwa adanya keterbatasan sumber daya serta kurang inisiatif pribadi pada pihak perempuan. Selain itu dalam proses pendidikan wanita belum mendapatkan wadah yang kuat dan terorganisasi layaknya laki-laki. Peran wanita lebih dicenderungkan sebagai pendidik anak-anaknya atau sekedar berperan sebagai ibu rumah tangga saja tidak lebih dari itu. Padahal jika dilihat pemahaman wanita itu lebih baik.
Disadari bahwa peran wanita tidak begitu terungkap dalam lembar sejarah dunia islam, khususnya pasca masa Rosululloh dan sahabat. Namun wanita sering didiskusikan dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam bidang pendidikan. Akan tetapi perempuan hanyalah sebagai subyek pembahasan tidak terlibat dalam wacana pemikiran. Oleh karena itu wajar apabila di buku-buku atau kitab-kitab, indeksnya dipenuhi dengan nama laki-laki. Sedangkan nama perempuan hanya disebut apabila kajian itu membahas tentang sejarah perempuan. Sejarah ulama perempuan adalah sejarah yang gelap. Dalam budaya Romawi wanita tidak mendapatkan posisi terhormat. Sedangkan pandangan orang arab kuno terhadap wanita dapat kita cermati dari sebuah ayat Al-Qur’an an-Nahl: 58-59 : 

58.  Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.
59.  Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

2.      Mengapa pendidikan pada zaman umar lebih maju dibandingkan dengan khulafaur Rosyidin dan indikator pendidikannya apa saja ?
Latar belakang kemajuan pendidikn islam  pada zaman umar adalah karena kecerdasan, bijaksana dan kekreatifan beliau sehingga sempat memperoleh julukan “Abu Faiz”.[1] Pada masa beliau telah ada pusat-pusat pembelajaran sehingga memudahkan umat islam dan para muallaf untuk menimba ilmu pengetahuan. Pada masa ini pula telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari berbagai daerah yang jauh dari Madinah. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan pada masa kholifah Umar bin Khottob lebih maju, sebab selama Umar memerintahkan negara berada dalam keadaan stabil dan aman. Hal ini disebabkan, disamping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pembelajaran juga telah dibentuk pusat-pusat pendidikan islam diberbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis dan pokok ilmu-ilmu lainnya. Pada masa Umar pendidikan sudah lebih meningkat dimana para guru sudah diangkat dan digaji yang diambil dari baitul Mall untuk mengajar ke daerah-daerah yang baru ditaklukkan. Usaha Umar lebih luas dibandingkan dengan usaha Abu bakar. Kholifah membentuk dewan-dewan pemerintahan serta mengatur tata tertib kehidupan masyarakat. Dengan demikian pemerintah Umar lebih maju diantara keempat zaman khulafaurrosidin.
Indikator pendidikan pada masa kholifah Umar adalah meliputi pengembangan kompetensi umat. Pada mulanya kompetensi yang diajarkan kepada umat hanya mencakup aspek kognitif saja. Seperti belajar membaca Al-Qur’an, tafsir, hadits dan fikih. Setelah masa beliau kompetensi berkembang menjadi kognitif dan psikomotorik. Bentuk pengembangan kompetensi psikomotor adalah umat diajari memanah, berenang, berkuda dll. Disamping itu beliau menegakkan keimanan, meruntuhkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah.

Referensi :
Arif setiawan. 2002. Islam di Masa Umar bin Khotob, Jakarta: Hijri Pustaka.




[1] Arif setiawan, Islam di Masa Umar bin Khotob, Jakarta: Hijri Pustaka, 2002. 2. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar