A.
Pengertian Syiir
Syiir adalah suatu kalimat yang berirama dan bersajak yang
mengungkapkan tentang suatu khayalan atau imajinasi yang indah dan terkadang
melukiskan fenomena yang ada. Macam-macam syiir ada tiga macam :
·
Multazim
(Tadisional)
Terikat
dengan aturan wazan dan qofiyah (irama & sajak).
·
Mursal
(Mutlak)
Terikat
dengan satuan irama dan taf’ilah bukan wazan dan qofiyah.
·
Mantsur
(bebas)
Tidak
terikat oleh wazan dan fiil.
B.
Sejarah dan Perkembangan Syiir
Kebiasaan orang arab adalah menggubah syiir. Mereka beranggapan
bahwa bersyiir adalah kebiasaan yang tradisional yang dipengaruhi oleh
kehidupan serta bahasa mereka yang puitis. Awal kemunculan syiir tidak langsung
berbentuk sempurna, namun perlahan-lahan terus berkembang menuju kesempurnaan. Syiir
arab awalnya berbetuk ungkapan kata besar (mursal) menuju sajak dari sajak
menuju syiir yang berbahar ramal, kemudian menuju syiir yang berbahar Razaj.
Mulai fase inilah syiir arab dikatakan sempurna. Kemudian dalam tempo lama
syiir tersebut berkembang menjadi susunan kasidah yang terikat dengan wazan dan
kofyah.
Adapun wazan atau bahar yang pertama kali diucapkandalam syiir arab
adalah bahar Ramal. Sebagaimana tampak pada kata-kata yang diucapkan oleh
Mudlor bin Nizar ketika tangannya patah akibat jatuh dari untanya. Dalam
keadaan sakit dia berkata :
وَايَدَاهْ – وَايَدَاهْ
Akhirnya ucapan tersebut ditirukan oleh kabilah Arab ketika naek
unta, sambil berjalan dan mengucapkan : هَيْدَا -
هَيْدَا –
Syair terus berkembang yang awalnya hanya
sebatas potongan-potongan sajak tradisional. Terutama saat bermuamalah antara
kabilah satu dengan kabilah yang lain, antara negeri satu dengan negeri yang
lain. Didukung dengan letak pasar yang sangat jauh antara kota satu dengan kota
yang lain, seperti pasar Hajar di kota Bahrain. Perjalanan untuk menuju ke
pasar-pasar tersebut ditempuh dengan mengendarai unta dan memerlukan waktu yang
cukup lama. Hal inilah yang mengundang mereka untuk berhayal sambil menyakikan
lagu sebagai pelepas lelah.
Orang yang pertama kali meletakan benih
syiir arab adalah, sekalipun bentuk bait dan irama yang masih sederhana adalah
mudlor. Akan tetapi menurut tinjauan ilmu arudl bahwa bentuk bait tersebut
sudah dinamakan bait manhuk, yakni bait yang hilang dua pertiganya dan tinggal
sepertiganya. Demikian pula baharnya sudah dinamakan bahar ramal.
فاعلات – فاعلات
Sejak
muncul bahar inilah syiir arab mulai mengalami kesempurnaan, karena iramanya
sudah teratur dan qofiyahnya atau sajaknya sudah rapi.
Adapun orang yang pertama kali
mengucapkan bahar Rajaz adalah ‘Ady bin Robiah yang terkenal dengan sebutan
“Al-Muhalhil” yang hidup di masa pertengahan abad kedua sebelum Hijriyah
(491-531M). Ia mendapat sebutan demikian karena halusnya perasaan yang ia
tuangkan dalam syiirnya. Dan orang yang pertama kali menyempurnakan bentuk
qosidah arab dari segi irama dan sajaknya adalah ‘Adi bin Robiah al-Muhalhil.
C. Unsur-Unsur Syiir Arab
·
Kalimat/ bahasa syiir
·
Irama/ Wazan syiir
·
Sajak/ Qofiyah syiir
·
Kesengejaan bersyiir
·
khayalan/ imajinasi
Wazan
disebut juga bahr karena keberadaanya menyerupai lautan yang apabila diambil
sesuatunya tidak habis-habis. Macam-macam bahr ada 16 diantaranya :
1. Bahar Thowil
2. Bahar Madid
3. Bahar Basith
4. Bahar Wafir
5. Bahar kamil
6. Bahar Hajaz
7. Bahar Rajaz
8. Bahar Ramal
9. Bahar Syari’
10. Bahar Munsarih
11. Bahar Khofif
12. Bahar Mudloro’
13. Bahar Muqtadlob
14. Bahar Mujtats
15. Bahar Mutaqorob
16. Bahar Mutadarak
D. Tujuan syiir
Pada zaman Jahiliyah syiir berkisar
persoalan tentang pujian, rayuan, ejekan, perumpamaan, semangat, bela sungkawa,
dan bangga.
Pada zaman permulaan islam dan pemerintahan
Bani Ummayah tujuan syiir adalah sebagai berikut :
·
Penyebaran akidah islam, hukum-hukumnya,
petunjuk, anjuran mengikuti agama. Terutama dimasa Rosululloh SAW dan khulafaur
Rosyidin,
·
Ajakan untuk berperang dan mensifati
kejadian perang tersebut.
·
Al-Hija’ (ejekan) terutama untuk
mempertahankan islam, maka para penyair mengejek orang-orang musyrik.
·
Al-Madh
(pujian) terutama untuk mengokohkan dasar-dasar pemerintahan islam dan
mengagungkan kedudukan para kholifah.
Pada zaman pemerintahan Abbasiyah tujuan syiir islam sudah mulai
mengarah kepada hal yang bersifat keindahan, kesenian, lelucon dan
bersenang-senang. Dengan demikian pada zaman ini mulai ada perpaduan antara
syiir arab klasik dengan syiir arab modern. Sehingga makna yang terkandung di
dalam syiir itu menjadi sangat halus dan khayalnyapun sangat indah seperti Abu
Nawas.
Pada masa pemerintahan Turki (656-1220 H) rupanya syiir-syiir arab
tidak berkembang dan tidak lagi mengalami kemajuan, karena banyak raja dan
penguasa tidak punya dzauq syiir. Kemudian masa modern (semenjak pemerintahan
Muhammad Ali Pasya) tujuan syiir adalah sama dengan masa sebelumnya yakni
berkisar antara pujian, membangkitkan semangat, kebanggaan. Sejak awal abad
ke-20 an berangsur-angsur penyair meninggalkan tema-tema tersebut untuk beralih
kepada persoalan yang lebih aktual dan relevan seperti tema nasionalisme,
humanisme, patriotisme dan lain-lain. Para penyair modern antara lain : Ahmad
syauqi, Muhammad Hafidz, Kholil Mathron dan lain-lain.
E.
Macam-macam Syiir
macam-macam syiir antara lain :
·
Syiir
multazim/ tradisional
Syiir
yang terikat dengan aturan wazan atau qofyah.
·
Syiir
mursal/ Mutlak
Syiir
yang terikat dengan dengan irama tapi tidak terikat dengan wazan atau kofyah
·
Syiir
Mantsur/ Bebas
Syiir
yang tidak terikat dengan wazan dan kofyah yang ada tetapi masih terikat dengan
satuan wazan khusus yang mirip dengan bentuk prosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar